Sabtu, 06 Juni 2015

BAKTERI FOTOSINTETIK

CHLOROBIUM (BAKTERI SULFUR HIJAU)


        Istilah bakteri berasal dari kata: “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak dipakai untuk tiap mikroba yang bersel satu. Bentuk morfologi bakteri dapat dibagi dalam 5 bagian : bentuk basil (basillus), bentuk coccus (bulat), bentuk spiril (spiral), bentuk vibrio (koma), dan bentuk spirocheta (Syamsunir, 1992).

       Artikel ini akan membahas mengenai salah satu bakteri fotosintetik yaitu Chlorobium atau bakteri sulfur hijau.

Gambar 1 (Chlorobium)
(Sumber: http://www.corbisimages.com/stock-photo/rights-managed/42-25664763/green-sulfur-bacteria-chlorobium) 

       Namun sebelumnya akan sedikit dijelaskan mengenai bakteri fotosintetik. Dilansir dari idPengertian.com, bakteri fotosintetik menggunakan energi cahaya matahari untuk mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat. Akan tetapi, berlawanan dengan fotosintetis pada tumbuhan, sumber elektron pada bakteri bukan air.

Gambar 2 (koloni Chlorobium)
(Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e7/Green d winogradsky.jpg/220px-Green d winogradsky.jpg)

         Chlorobiaceae atau Bakteri belerang hijau adalah famili dari bakteri fototrof. Tidak ada famili bakteri lainnya yang diketahui memiliki hubungan dekat dengan mereka, dan mereka diletakkan tersendiri pada filum mereka sendiri (Chlorobi). Filumnya paling dekat dengan Bacteroidetes. Chlorobiaceae umumnya tidak dapat bergerak (satu spesies memiliki flagellum), dan berbentuk kokus, basil, dan spiral. Bakteri belerang hijau berukuran kurang lebih 5 mikron.

           Chlorobium termasuk kedalam jenis bakteri fotoautotrof. Bakteri fotoautotrof (foton = cahaya, auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi yang berasal dan cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis. Bakteri fotoautotrof memiliki pigmen-pigmen fotosintetik, antara lain pigmen hijau yang disebut bakterioklorofil (bakterioviridin), pigmen ungu, pigmen kuning (karoten), dan pigmen merah yang disebut bakteriopurpurin. Bakteriklorofil bergabung didalam membran mesosom. Dengan peralatan ini, bakteri dapat menjalankan fotosistem I, tetapi tidak pada fotositem II (yang menerangkan ketidakmampuannya menggunakan H2O sebagai sumber elektron). Bakterioklorofil ini memberikan warna pada bakteri dan berfungsi  sebagai pengganti klorofil a yang merupakan pigmen fotosintetik utama. Bakteri sulfur hijau menguraikan H2S (sebagai pengganti air) sebagai sumber elektron, dengan demikian, Chlorobium tidak menghasilkan O2 (Campbell, 2003). Hidrogen sulfida (H2S) digunakan untuk menyediakan elektron yang diperlukan untuk mensintetis NADPH dan ATP. Bakteri sulfur hijau menguraikan (memecah) senyawa H2S menjadi atom hidrogen dan sulfur. Selanjutnya, pada reaksi gelap, atom-atom hidrogen tersebut digunakan untuk mereduksi CO2 dan pada akhirnya CO2 ini digunakan untuk membentuk gula atau karbohidrat. Proses ini tidak melepaskan (menghasilkan) oksigen, namun menghasilkan sulfur yang sering disimpan sebagai granula didalam sel. Persamaan reaksinya sebagai berikut:




       Salah satu klasisifikasi ilmiah dari bakteri sulfur hijau Chlorobium clathratiforme, adalah sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Filum       : Chlorobi
Kelas       : Chlorobia
Ordo        : Chlorobiales
Famili      : Chlorobiaceae
Genus      : Chlorobium
Spesies    : Chlorobium clathratiforme

Gambar 3 (Chlorobium clathratiforme)
(Sumber: http://www.nature.com/ismej/journal/vaop/ncurrent/fig_tab/ismej201512f4.html)

          Kebanyakan bakteri fotosintetik itu anaerob obligat, mereka tidak tahan terhadap oksigen bebas. Jadi terbatas pada habitat seperti permukaan sedimen di dasar kolam dan kuala yang dangkal. Ditempat-tempat seperti itu, mereka memanfaatkan energi cahaya apapun yang melalui ganggang hijau dan tumbuhan air yang tumbuh dalam air diatasnya. Spektrum absorpsi pada bakteriklorofil sebagian besar terletak didaerah spektrum infra merah sehingga mereka dapat menangkap energi yang tidak tertangkap oleh alga diatas mereka.






REFERENSI

Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Campbell, Nell A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Anonim. Chlorobi. http://nomor.net/_kodepos.php?_i=republik-indonesia&id=130499  Diakses pada tanggal 03 Juni 2015 pukul 14.40 WIB

Anonim. Kemosintesis pada Bakteri Sulfur. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/kemosintesis-pada-bakteri-sulfur-pengertian-proses.html  Diakses pada tanggal 03 Juni 2015 pukul 14.15 WIB

Budi. 2015. Pengertian Bakteri Fotosintetik. http://idpengertian.com/2015/06/pengertian-bakteri-fotosintetik.html  Diakses pada tanggal 03 Juni 2015 pukul 15.00 WIB

Dzar, Abu. 2013. Bakteri Sulfur Hijau. http://dzarmiraza.blogspot.com/2013/12/paper-bakteri-sulfur-hijau.html   Diakses pada tanggal 03 Juni 2015 pukul 13.30 WIB

Sridianti. 2013. Bakteri Autotrof dan Bakteri Heterotrof. http://www.sridianti.com/bakteri-autotrof-dan-bakteri-heterotrof.html  Diakses pada tanggal 03 Juni 2015 pukul 13.55 WIB


54 komentar:

  1. assalamualaikum
    maaf sedikit ingin menambahkan mengenai chlorobium dimana dikenal juga sebagai chlorochromatium , mereka adalah oksidasi photolithotropicc sulfur dan terutama memanfaatkan transportasi rantai elektron non siklik untuk mengurangi NAD+. sulfida hidrogen digunakan sebagai sumber elektron dan karbondioksida sumber karbon.spesies Chlorobium menunjukkan warna hijau tua, dalam kolom winogradsky, lapisan hijau sering diamati terdiri dari chlorobium. info ini tersedia di dbpedia.cs.ui.ac.id/page/Chlorobium

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam
      Terimakasih atas tambahan informasinya kaka Nurhasanah :)

      Hapus
  2. Waah pengethuan baru nih tentang bakteri fotosintetik. saya ingin menambahakan sedikit ya kaka dita mengenai peranan Chlorobium dalam ekosistem, ternyata Chlorobium ini juga salah satu mikroba penambat N yang non-simbiotik lohh, Chlorobium ini dapat meningkatkan kandungan unsur hara makro yaitu N pada tanah. referensinya bisa dibaca di http://blogs.unpad.ac.id/mieke/files/2010/12/Pupuk-Hayati-PERTANIAN-ORGANIK.pdf terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tambahan informasi yang sangat bermanfaat, terimakasih kaka Athiyyah :)

      Hapus
  3. Selamat sore, saya juga ingin memberi sedikit tambahan, Kelompok ini merupakan kelompok bakteri sulfur hijau. Bakteri sulfur hijau merupakan bakteri yang melakukan fotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen (anoxigenic photosynthetic). Beberapa berbentuk uniseluler dan yang lainnya membentuk jaringan dari sel-sel. Tidak satupun yang bergerak dengan flagela atau bergerak meluncur. Beberapa memiliki vakuola gas (digunakan untuk pergerakan vertikal) kelompok ini menggunakan jalur reduksi asam trikarboksilat (TCA) dari pada siklus calvin-benson untuk memfiksasi karbondioksidanya, komentar saya berdasarkan pada artikel yang dapat anda akses di :
    https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FSPS%2FPRODI.PENDIDIKAN_IPA%2F196307011988031-SAEFUDIN%2FSistematika_prokariot.pdf&ei=xcVzVabJINjkuQS68oCwDg&usg=AFQjCNHzvouAcWjEp5k3-eymaU1-6HqLGA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat sore juga, terimakasih atas tambahan informasinya kaka Abdan

      Hapus
    2. iya sama-sama adek dita..

      Hapus
  4. Saudari dita , pada bakteri Clorobium ini. Ada tidak peran merugikan dari tumbuhnya bakteri ini dalam lingkungan hidupnya? terimakasih sebelumnya^_^

    BalasHapus
  5. Wahhh artikel yang sangat menarik, saya ingin bertanya terkait artikel diatas yang menerangkan bahawa bakteri chlorobium tidak dapat menguraikan H2O (air) mengapa demikian ... terimakasihhh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya turut membantu menjawab dari pertanyaan saudari nuraida achsani, telah kita ketahui bahwa bakteri chlorobium ini sangat berperan sekali ikut dalam proses fotosintesis. Yaitu Bakteri sulfur hijau yang fototrof merupakan bakteri yang melakukan fotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen, oleh karena itu Bakteri sulfur hijau mendapatkan energi untuk proses metabolismenya melalui oksidasi H2S. Dimana Bakteri-bakteri ini menggunakan CO2 sebagai sumber karbon. Bakteri-bakteri ini sangat anaerobik. Sehingga itulah ia tidak bisa menguraikan atau membentuk air, melainkan C6H1206. Sebagaimana reaksinya yaitu :
      Reaksi pada bakteri sulfur hijau adalah sebagai berikut, reaksinya tidak menggunakan oksigen atau anaerobik.
      12H2S + 6CO2 → C6H12O6 (karbohidrat) + 6H2O + 12S .
      Pernyataan tersebut di kutip dari salah satu buku yaitu Pelczar J., J. Michael dan E.C.S. Chan. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: UI-Press. 2008. dan Saeni, M. S. Kimia Lingkungan. Bogor: PAU IPB. 1989.

      Hapus
    2. Lanjutan, Sebagaimana Pelczar J, Mengemukakan Dalam sintesis ini O2 tidak dihasilkan, akan tetapi sulfur (S) tersimpan dalam sel untuk kemudian dikeluarkan dan H2S meruapakan donor hidrogen. Bakteri sulfur mengabsorbsi bahan-bahan organik dari lingkungan hidupnya sebagai sumber hidrogen, tetapi metabolit ini tidak dapat digunakan langsung sebagai nutrient. H2 yang diperoleh akan berswenyawa dengan O2 sehingga dihasilkan karbohidrat.

      Terimahkasih semoga bermanfaat :)

      Hapus
    3. Terimakasih telah bantu menjawab marhta ... ^^

      Hapus
    4. Terimakasih kepada saudari Martha yang sudah membantu menjawab pertanyaan dari saudari Aida :)

      Hapus
    5. Iya sama-sama Saudari Nuraida dan Dita :)

      Hapus
  6. Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil chlorobium 650 dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesintetik. lebih lanjut bisa dibaca di http://www.academia.edu/8749663/pigmen-fotosintetik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas tambahannya, saudari Nadya. Semoga informasi ini semakin menambah wawasan kita mengenai bakteri sulfur hijau.

      Hapus
  7. terkait artikel yag ditulis saudari dita, timbul pertanyaan, bahwa chlorobium ini termasuk dari kingdom bacteria, bagaimanakah pergerakan dari bakteri tersebut? atau dengan flagel, cilia atau lainnya? terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya saudari upi, seperti yang sudah saya paparkan pada artikel diatas Chlorobium pada umumnya tidak dapat bergerak, hanya satu spesies saja yang memiliki flagellum. Namun, saya belum mengetahui spesies apa yang memiliki flagellum.

      Hapus
  8. yang saya ingin tanyakan habitat bakteri CHLOROBIUM dimana saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan membantu menjawab bahwa bakteri Chlorobium ini merupakan bakteri yang biasa hidup di tempat yang berkadar oksigen rendah tetapi masih mendapatkan cahaya matahari, seperti di permukaan sedimen perairan. selengkapnya dapat merujuk ke http://biologi.fst.unair.ac.id/matkul_S1bio/Semester%20genap/Bakteriologi/Klasifikasi%20bak_comp_2011.ppt

      Hapus
    2. terima kasih saya jadi mengatahui bakteri tersebut dapat ditemukan dimana

      Hapus
    3. Terimakasih atas bantuannya kepada saudara Maulana dan sebenarnya didalam artikel saya ini sudah memaparkan mengenai habitat bakteri Chlorobium, bisa anda baca kembali pada paragraf ke-7.

      Hapus
  9. Selamat sore.
    mengenai kalimat "Chlorobiaceae umumnya tidak dapat bergerak (satu spesies memiliki flagellum), dan berbentuk kokus, basil, dan spiral." yang ingin saya tanyakan, apakah dari setiap bentuk bakteri, memiliki fungsi dan peranan yang berbeda? terima kasih kaka Dita :)

    BalasHapus
  10. Selamat sore saudari dita. Wah sangat menarik yah pemaparan anda tentang Chlorobium, yang termasuk bakteri fotosintetik ini. Saya ingin menambahkan sedikit saja mengenai peran bakteri Chlorobium, Chlorobium termasuk bakteri yang dapat menambat N2. Kecepatan penambatan N2 udara oleh jasad non-simbiotik kecil, tetapi mikroba ini distribusinya dalam tanah tersebar luas, sehingga peranannya penting.
    Kecepatan penambatan N2 udara oleh Azotobacter dan Azospirillum lebih tinggi di daerah rhizosfer daripada dalam tanah di luar daerah perakaran. Hal ini disebabkan karena adanya bahan organik dari eksudat akar.
    Untuk lebih lengkapnya silahkan merujuk pada http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/EKOLOGI-TANAH.doc

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas informasi tambahannya, saya jadi mengetahui bahwa bakteri Chlorobium dapat menambat N2.

      Hapus
  11. seperti yang telah dipaparkan dalam artikel anda " Akan tetapi, berlawanan dengan fotosintetis pada tumbuhan, sumber elektron pada bakteri bukan air. " lalau dari mana sumber elektron pada bakteri ini ? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik disini saya ingin membantu untuk menjawab pertanyaan dari soudari nining hihi :) mengenai darimana sumber elektron pada bakteri Chlorobium yaitu Chlorobium adalah oksidasi photolithotrophic sulfur dan terutama memanfaatkan transportasi rantai elektron nonsiklik untuk mengurangi NAD +.
      Sulfida hidrogen digunakan sebagai sumber elektron dan karbon dioksida sumber karbon. berdasarkan rujukan http://id.wikipedia.org/wiki/Chlorobium

      Hapus
    2. Terimakasih atas bantuannya saudari Ratih, namun didalam artikel saya ini, saya sudah menyebutkan bahwa Chlorobium menggunakan Hidrogen Sulfida sebagai sumber elektronnya, bisa anda baca kembali pada paragraf ke-5.

      Hapus
  12. dari artikel yang saudari Dita buat "Spektrum absorpsi pada bakteriklorofil sebagian besar terletak didaerah spektrum infra merah sehingga mereka dapat menangkap energi yang tidak tertangkap oleh alga diatas mereka" nah saya inget menanyakan atau lebih tepatnya ingin minta dijelaskan maksud dari Spektrum absorpsi pada bekteriklorofil itu bagaimana?, terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Nabil. Yang dimaksud dengan spektrum absorpsi adalah spektrum serapan yang menyerap cahaya matahari. Jadi, ada dua pigmen penting dalam fonsintesis yaitu karotenoid dan (bakterio)klorofil. Karotenoid dan bakterioklorofil secara unik membentuk antena kompleks dan bertanggung jawab atas serapan cahaya matahari secara efisien. Spektrum serap bakterioklorofil berada pada kisaran riak gelombang 350 - 400 nm dan 790 - 850 nm. Dengan memeriksa spektrum eksitasifluoresensi dan membandingkannya dengan spektrum serap diperoleh informasi bahwa, pada antena kompleks, cahaya yang diserap oleh karotenoid dapat dipindahkan pada bakterioklorofil dalam bentuk tenaga eksitasi singlet dengan efisiensi mencapai 89%. Mekanisme yang terinci mengenai transfer tenaga pada antena kompleks masih perlu dipelajari lebih lanjut namun diduga bahwa transfer tenaga eksitasi singlet dari karotenoid-ke-bakteriokolorofil terjadi melalui dua jalur yaitu: (i) tingkat tenaga donor 11Bu+ karotenoid menuju tingkat tenaga akseptor Qx bakterioklorofil dan (ii) tingkat tenaga donor 2I Ag- karotenoid menuju tingkat tenaga akseptor Qy bakterioklorofil.

      dilansir dari
      http://repository.uksw.edu/handle/123456789/46

      Hapus
    2. Terimaksih kaka dita untuk jawabannya, tetapi sebenarnya saya masih kurang paham dan cuma menangkap bahwa spektrum absorpsi ini gunanya untuk menangkap dan menyerap cahaya, mungkin memang itu intinya kali yaa? hehe

      Hapus
  13. Assalamualaikum.
    berdasarkan artikel diatas, bakteri tersebut selain berperan dalam ekosistem sebagai penambat nitrogen, apakah ada peranan menguntungkan lain dalam keterkaitannya pada masyarakat? terimakasih

    terkait pertanyaan saudari Nining, saya ingin membantu menjawab, bahwa bakteri Chlorobium sp ini mendapatkan sumber elektron bukan dari H20 melainkan dari H2S (Hidrogen sulfida). seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa bakteri ini Hidrogen sulfida (H2S) digunakan untuk menyediakan elektron yang diperlukan untuk mensintetis NADPH dan ATP.

    BalasHapus
  14. Seperti yang Anda sampaikan bahwasannya bakteri Chlorobium adalah bakteti fotosintetik. Tetapi Anda juga menyampaikan bahwa Chlorobium tidak menghasilkan oksigen, pdhl yang saya kethui bahwa salah satu hasil fotosintetik adalah oksigen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sependapat dengan saudari riski.... saya memang sedikit bingung dengan pernyataan tersebut. namun jika kita liat persamaan reaksi yang dilakukan, memang benar bahwa chlorobium tidak menghasilkan 02 tetapi menhasilkan CH2O, H2O, dan 2S.

      Hapus
    2. Saya akan menjelaskan, jadi yang dimaksud fotosintetik disini adalah penguraian hidrogen sulfida dengan bantuan cahaya matahari. Hasil fotosintetik tidak selalu oksigen, karena dalam kasus ini bakteri Chlorobium menguraikan hidrogen sulfida sehingga menghasilkan sulfur dan dilihat pada reaktannya, reaktan di bakteri Chlorobium berbeda dengan reaktan di daun, sehingga bakteri ini tidak menghasilkan oksigen.

      Hapus
    3. Ohh jadi proses fotosintesia tidak selalu menghasilkam oksigen ?

      Hapus
    4. iya karena tergantung pada reaktannya.

      Hapus
    5. jujur saya baru tau hihi... trimakasih atas pengetahuan barunya kakak..... sangat bermanfaat ^-^

      Hapus
  15. WAaaah... hebat sekali artikel kakak cantik, infonya sangat bermanfaat. dari paparan diatas telah di sebutkan bahwa bakteri Chlorobium itu melakukan fotosintetik dengan menguraikan CO2, berarti bakteri ini sangat bermanfaat ya dalam kehidupan kita, meskipun tidak menghasil Oksigen tapi setidaknya bisa mengurangi CO2 di bumi ini, artinya bisa mengurangi polusi juga bukan? betul ngga? nah.. pertanyaan saya nih.. apakah bakteri yang bermanfaat itu bisa di kembangbiakan oleh manusia? dan apakah bakteri Chlorobium ini bisa bersimbiosis dengan tumbuhan dalam proses fotosintetiknya? makasih kakak wulandari.. :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf saya belum menemukan mengenai pengembangbiakan Chlorobium yang dilakuakn oleh manusia. Dan menurut saya, bakteri Chlorobium tidak bersimbiosis dengan tumbuhan dalam proses fotosintetiknya, karena bakteri ini memiliki reaktan yang berbeda dengan tumbuhan dan bakteri ini juga sudah memilki sumber elektron sendiri yaitu hidrogen sulfida.

      Hapus
  16. Dalam artikel anda dijelaskan bahwa Chlorobium menghasilkan sulfur (S) yang tersimpan dalam sel untuk kemudian dikeluarkan dan H2S. Sedangkan Djiwoseputro, 2005 dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Mikrobiologi disebutkan bahwa persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang dapat berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Apakah Chlorobium tidak terhambat pertumbuhannya dengan adanya Sulfur pada selnya ? Bagaimana hal itu dapat terjadi ?
    terimakasih

    BalasHapus
  17. Assalamu'alaikum..
    Bagaimanakah jika bakteri Chlorobium mendominasi suatu perairan? Mengingat bakteri tersebut menghasilkan sulfur, apakah tidak berbahaya bagi kelangsungan biota lain yang hidup di perairan yang sama?
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. mengenai pertanyaan saudari yolanda saya ingin mencoba membantu menjawab, jadi gini, kita ambil contoh perairan yang dimaksud saudari yolan adalah misalnya perairan danau, nah menurut yang saya baca di http://pengen-tau.weebly.com/sulfur-dioksida.html
      dijelaskan bahwa Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.

      Hapus
  18. alhamdulillah ilmu baru...
    setelah membaca artikel dari dita, disitu tertulis bahwa Dilansir dari idPengertian.com, bakteri fotosintetik menggunakan energi cahaya matahari untuk mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat. Akan tetapi, berlawanan dengan fotosintetis pada tumbuhan, sumber elektron pada bakteri bukan air, yang ingin saya tanyakan, dari mana bakteri tersebut mendapatkan sumber elektron ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terkait pertanyaan saudari Yani sama dengan saudari Nining, saya ingin membantu menjawab, bahwa bakteri Chlorobium sp ini mendapatkan sumber elektron bukan dari H20 (air) melainkan dari H2S (Hidrogen sulfida). seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa bakteri ini Hidrogen sulfida (H2S) digunakan untuk menyediakan elektron yang diperlukan untuk mensintetis NADPH dan ATP.

      Hapus
    2. hampir semua makhluk hidup menggunakan H20 untuk mencukupi elektron untuk mensintesis ATP dan NADPH... mengapa bakteri ini tidak menggunakannya ?

      Hapus
    3. memang hampir semua makhluk hidup menggunakan H2O untuk mencukupi kebutuhan elektron. namun berbeda dengan bakteri ini karena bakteri Chlorobium sp merupakan bakteri sulfur hijau. Mereka adalah oksidasi photolithotrophic sulfur. Sulfida hidrogen digunakan sebagai sumber elektron dan karbon dioksida sumber karbon.

      http://id.wikipedia.org/wiki/Chlorobium

      Hapus
    4. Saya sependapat dengan saudari Nurul, bakteri Chlorobium berbeda dengan makhluk hidup yang lain dalam memperoleh sumber elektronnya karena bakteri ini hidup pada habitat yang tingkat oksigennya rendah, sehingga bakteri ini menggunakan hidrogen sulfida sebagai sumber elektronnya.

      Hapus
  19. Chlorobium, dapat memfiksasi CO2 serta Nitrogen hanya untuk keperluan nutrisi dalam kelangsungan hidupnya sendiri bukan?, lalu apa peranan yang menguntungkan dari Chlorobium bagi makhluk hidup lain atau lingkungan, dan apa peranan yang merugikannya?, terimakasih.

    BalasHapus
  20. terkait artikel diatas disebutkan bahwa "Kebanyakan bakteri fotosintetik itu anaerob obligat, mereka tidak tahan terhadap oksigen bebas" seperti yang kita tahu bahwa hasil buangan dari fotosintesis sendiri adalah Oksigen,
    Apakah hal tersebut tidak mempengaruhi bakteri fotosintetik tersebut atau hasil fotosintesis bakteri tersebut berbeda dari tumbuhan yang kita tahu secara umum, terimakasih... :)

    BalasHapus
  21. assalamu'alaikum,
    ternyata bakteri ada juga yang dapat membuat makanannya sendri, informasi yang sangat bagus kk dita ,,
    berdasarkan paparan artikel diatas, timbul pertanyaan dari benak saya, apakah pada bakteri Chlorobium clathratiforme terdapat peran menguntungkan dan merugikan ??
    terimakasih ,, :)

    BalasHapus